Hari Hipertensi Sedunia 2022, Kenali Cara Ukur Tekanan Darah yang Benar di Rumah

Selasa, 17 Mei 2022 - 09:39 WIB
loading...
Hari Hipertensi Sedunia...
Di momen Hari Hipertensi Sedunia 2022 yang setiap tahunnya dirayakan pada 17 Mei, masyarakat diminta untuk rutin melakukan deteksi dini dengan mengukur tekanan darah. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Di momen Hari Hipertensi Sedunia 2022 yang setiap tahunnya dirayakan pada 17 Mei, masyarakat diminta untuk rutin melakukan deteksi dini dengan mengukur tekanan darah. Tapi, mengukur tekanan darah tidak boleh sembarang, terlebih jika dilakukan di rumah.

Ya, mengukur tekanan darah kini bisa dilakukan di klinik maupun rumah. Di rumah bisa dilakukan jika Anda memiliki alat pengukur hipertensinya atau yang biasa disebut dengan tensimeter.

Meski bisa dilakukan di rumah, cara mengukur tekanan darah tetap harus sesuai dengan anjuran dokter. Nah, Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr Erwinanto. SpJP(K) coba menerangkan lebih jauh.

Menurut dr Erwinanto, melakukan pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya tiga sampai empat hari berturut-turut.



"Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari," katanya di webinar Hari Hipertensi Sedunia yang disiarkan di media sosial Kementerian Kesehatan (Kemenkes), beberapa hari lalu.

Kemudian, setiap mengukur tensi, lakukan setidaknya 2 kali pengukuran dengan jeda waktu satu hingga dua menit. Ini untuk memastikan nilai tensi yang didapat valid.

"Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya," sarannya.

Disarankan juga saat mengukur tensi di rumah dilakukan dengan rileks dan atur posisi duduk senyaman mungkin. Hasil pengukuran tekanan darah di rumah bisa Anda pakai untuk melaporkan ke dokter pribadi Anda.

Bahkan, pemeriksaan tekanan darah di rumah meminimalisir diagnosis white-coat hypertension atau hipertensi jas putih yang kerap muncul karena ketakutan seseorang melihat dokter dengan jas putihnya.

"Hipertensi jas putih bisa terjadi pada individu yang merasa cemas atau takut melihat dokter. Rasa cemas atau takut itu bisa memengaruhi tekanan darah saat pengukuran dan ini membuat nilai ukur bisa bias dalam proses diagnosis," ungkap dr Erwinanto.

"Sayangnya, sebanyak 30% hasil pengukuran tekanan darah di klinik itu adalah manifestasi dari hipertensi jas putih tersebut," tambahnya.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2639 seconds (0.1#10.140)